Sebenarnya Ma’rifat itu terdapat pada kata kehendak, itu kehendaknya
Allah, gerak, sabda, semua itu kemauan Allah (Makarti – Jawa), menurut
kenyataan yang dikehendaki sebelum dikerjakan sudah siap, sebelum
ditunggu sudah datang; umpama orang akan pergi ke Yogyakarta, baru
berfikir mencari angkot, angkot datang mencari sewa dan tanya dimana
Yogyakarta ya mas?, lalu orang tadi naik angkot ke Yogya, perjalanan itu
berarti kehendak Allah, orang itu menyatu dengan Dat tadi (Allah),
sehingga satu sama lain tidak merasakan hanya menurut kehendaknya. Jadi
Dat yang ada pada orang tadi tidak susah-susah. Yang tadi sudah
diterangkan bila Hakikatnya Dat itu ya Afhngal dan Asmanya, artinya ya
aku ya kamu adalah satu, maka tidak mengherankan bila orang itu dikuasai
oleh Dat Allah, kuasa mempercepat, kuasa membelokan tujuan, maka dari
orang sebenarnya utusan Dat (sifat Dat), maka dari itu merasa menjadi
utusan, lalu memiliki sifat kuasa-Nya, jadi harus menyembah dan
memuliakan terhadap Dat Allah.
Selasa, 29 Oktober 2013
Supervisi Fasilitatif
Penyeliaan fasilitatif program kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan suatu proses pengarahan, bantuan dan pelatihan yang mendorong peningkatan kinerja dalam pelayanan bermutu, yang dilakukan dalam sebuah siklus yang berkesinambungan serta implementasinya menggunakan daftar tilik sebagai penilaian terhadap ukuran standar pelayanan KIA. Dalam pelaksanaannya, penyeliaan fasilitatif program KIA bersifat terarah, sistematis, efektif, fasilitatif, dan berbasis data.
Tujuan :
1. Perbaikan kinerja dan mutu pelayanan KIA di fasilitas pelayanan kesehatan
dengan menilai kepatuhan terhadap standar .
dengan menilai kepatuhan terhadap standar .
2. Maksimalkan peran dan fungsi bidan koordinator dan meningkatkan kinerja
dan kemandirian bidan baik itu di puskesmas, polindes / poskesdes serta
meningkatkan mutu pelayanan secara keseluruhan.
Berkaitan hal tersebut, Kepala Puskesmas Karangrejo. beserta Dokter, Bidan Koordinator dan Koordinator Rawat Inap melakukan supervisi fasilitatif dan pembinaan ke Jaringan Puskesmas Karangrejo (Pustu/Polindes/Poskesdes).
Dalam kunjungan tersebut secara umum Bidan Desa telah melaksanakan tupoksinya masing-masing diwilayah kerjanya, namun ada beberapa ke administrasian yang perlu untuk segera ditertibkan dan dibenahi, hal ini sangat penting karena dapat dinilai sejauh mana Kendali Mutu terhadap pelayanan yang diberikan pada masyarakat.
dan kemandirian bidan baik itu di puskesmas, polindes / poskesdes serta
meningkatkan mutu pelayanan secara keseluruhan.
Berkaitan hal tersebut, Kepala Puskesmas Karangrejo. beserta Dokter, Bidan Koordinator dan Koordinator Rawat Inap melakukan supervisi fasilitatif dan pembinaan ke Jaringan Puskesmas Karangrejo (Pustu/Polindes/Poskesdes).
Dalam kunjungan tersebut secara umum Bidan Desa telah melaksanakan tupoksinya masing-masing diwilayah kerjanya, namun ada beberapa ke administrasian yang perlu untuk segera ditertibkan dan dibenahi, hal ini sangat penting karena dapat dinilai sejauh mana Kendali Mutu terhadap pelayanan yang diberikan pada masyarakat.
1. Supervisi ke Poskesdes Sembon :
2. Supervisi ke BPM Ibunda Sembon :
3. Supervisi ke Polindes/Poskesdes Sukowiyono :
4. Supervisi ke BPM Srijati Bungur :
5. Supervisi ke Pustu Jeli :
6. Supervisi ke Polindes/Poskesdes Sukorejo
Senin, 28 Oktober 2013
Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
TOGA singkatan dari Tanaman Obat Keluarga, yaitu berbagai jenis tanaman yang
dibudidayakan di halaman atau pekarangan rumah atau di kebun, yang bermanfaat
dan berkhasiat sebagai obat atau sebagai apotik hidup bagi keluarga.
Syarat penentuan jenis tanaman obat yang akan dibudidayakan :
a. Tanaman itu tidak memerlukan perawatan khususb. Tidak mudah terserang hama dan penyakit
c. Bibitnya mudah didapat
d. Termasuk dalam kelompok yang mudah tumbuh
e. Tidak termasuk jenis tanaman yang berbahaya
Manfaat TOGA :
a. Sarana pelayanan kesehatan keluarga yang relatif murah, aman dan bermanfaat
b. Memperindah lingkungan halaman rumah
c. Hobi dan dapat menghilangkan stres.
2. Berbagai macam tanaman toga dan komponen penyusunnya serta manfaatnya bagi kesehatan tubuh manusia
Rabu, 16 Oktober 2013
Kunjungan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cab Tulungagung
Masalah utama dalam penanggulangan kanker adalah kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang kanker dan kesadaran masyarakat untuk
melakukan perilaku hidup sehat untuk mengurangi risiko kanker serta
melakukan deteksi dini kanker. Akibatnya sebagian besar kanker ditemukan
pada stadium lanjut dan sulit ditanggulangi, sehingga memberikan beban
yang besar bagi pasien kanker dan keluarganya.
Berdasarkan kepedulian dan keprihatinan terhadap semakin banyaknya
penderita kanker, rendahnya pengetahuan masyarakat akan penyakit ini
serta tingginya angka kematian penderita akibat datang berobat pada
stadium lanjut, 17 tokoh masyarakat dan pemerhati kesehatan terpanggil
untuk mendirikan Yayasan Lembaga Kanker Indonesia (YLKI) pada tanggal 17
April 1977. Pendiri YLKI tersebut antara lain:
Selasa, 15 Oktober 2013
Keluarga Besar Puskesmas Karangrejo mengucapkan :
SELAMAT IDUL ADHA 1434 H.
Mohon Maaf Lahir dan Bathin
Pada hari Idul Adha tahun 2013, Puskesmas Karangrejo berqurban se-ekor Sapi, dan telah memenuhi syarat-syarat sebagaimana untuk qurban.
Dalam kegiatan ini dilakukan setiap tahunnya, dan tahun ini, Alhamdulillah bisa berqurban se ekor Sapi, yang sebelumnya tahun-tahun kemarin beberapa kambing. Ini semua berkat partisipasi dan kerjasama seluruh karyawan Puskesmas Karangrejo....
Daging qurban dibagikan pada yang berhak menerimanya dan disalurkan di lingkungan kantor dan sekitarnya, serta beberapa karyawan-karyawan Puskesmas Karangrejo.
Semoga dengan ber-qurban, kita dapat meningkatkan ke-taqwaan dan ke-imanan kepada Allah SWT serta memupuk rasa kebersamaan sesama muslim dan sekitarnya. Amien...
Selesai pembagian daging qurban, dilanjutkan dengan makan bersama dan...untuk melepas capai, berkaraoke bersama sambil bergoyang ria....
Minggu, 06 Oktober 2013
PRINSIP DASAR KEGAWATDARURATAN
1. Prinsip Keperawatan Gawat Darurat
Prinsip pada penanganan penderita gawat darurat harus cepat dan tepat
serta harus dilakukan segera oleh setiap orang yang pertama
menemukan/mengetahui (orang awam, perawat, para medis, dokter), baik
didalam maupun diluar rumah sakit karena kejadian ini dapat terjadi
setiap saat dan menimpa siapa saja.
Kondisi gawat darurat dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Kumpulan materi mata kuliah Gadar:2005):
a. Gawat darurat
a. Gawat darurat
Suatu kondisi dimana dapat mengancam nyawa apabila tidak
mendapatkan pertolongan secepatnya.
Contoh : gawat nafas, gawat jantung, kejang, koma, trauma kepala dengan penurunan kesadaran
Contoh : gawat nafas, gawat jantung, kejang, koma, trauma kepala dengan penurunan kesadaran
b. Gawat tidak darurat
Suatu keadaan dimana pasien berada dalam kondisi gawat tetapi
tidak memerlukan tindakan yang darurat.
Contoh : darurat : kanker stadium lanjut
Contoh : darurat : kanker stadium lanjut
Selasa, 01 Oktober 2013
INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)
INISIASI Menyusu Dini adalah proses bayi menyusu
segera setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya
sendiri (tidak disodorkan ke puting susu).
Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam
keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan lama menyusui. Dengan
demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah
anak kurang gizi.
Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan
Unicef yang merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan
‘penyelamatan kehidupan’, karena inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 22
persen dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan. “Menyusui satu jam
pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi
dinyatakan sebagai indikator global. Ini merupakan hal baru bagi Indonesia, dan
merupakan program pemerintah, sehingga diharapkan semua tenaga kesehatan di
semua tingkatan pelayanan kesehatan baik swasta, maupun masyarakat dapat
mensosialisasikan dan melaksanakan mendukung suksesnya program tersebut,
sehingga diharapkan akan tercapai sumber daya Indonesia yang berkualitas,“ ujar
Ibu Negara pada suatu kesempatan.
- Dalam proses melahirkan, ibu disarankan untuk mengurangi/tidak menggunakan obat kimiawi. Jika ibu menggunakan obat kimiawi terlalu banyak, dikhawatirkan akan terbawa ASI ke bayi yang nantinya akan menyusu dalam proses inisiasi menyusu dini.
- Para petugas kesehatan yang membantu Ibu menjalani proses melahirkan, akan melakukan kegiatan penanganan kelahiran seperti biasanya. Begitu pula jika ibu harus menjalani operasi caesar.
- Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa menghilangkan vernix (kulit putih). Vernix (kulit putih) menyamankan kulit bayi.
- Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan topi. Kemudian, jika perlu, bayi dan ibu diselimuti.
Langganan:
Postingan (Atom)