Sekilas Cerita :
Legenda menyebutkan dahulu kala ada seorang gadis yang tinggal di
desa makmur di dekat Gunung Bromo. Namanya Rara Anteng. Dia sangat
cantik, ramah, sederhana, dan rajin. Dia menikah dengan pria muda.
Namanya Jaka Seger.
Rara Anteng dan Jaka Seger adalah pasangan bahagia tetapi mereka
tidak mempunyai anak. Karena itu, mereka berdoa kepada Tuhan. Tak lama
muncul seorang tua dan berkata, “kamu akan memiliki duapuluh lima anak,
tetapi kamu harus mengorbankan anak laki-lakimu yang paling kecil/muda”.
Beberapa bulan kemudian Rara Anteng diberi hadiah seorang bayi.
Mereka sangat senang. Setelah beberapa tahun mereka sudah memiliki
duapuluh lima anak. Yang paling kecil/muda bernama Warih Kusuma.
Suatu malam Jaka Seger ingat dengan pesan kakek tua dan berbicara
kepada istrinya. Setelah itu mereka menuju ke kawah Gunung Bromo untuk
berdoa kepada Tuhan karena mereka tidak dapat mengorbankan Warih Kusuma.
Seketika itu juga langit menjadi hitam dan mereka mendengar suara
petir. Mereka lari menjahui kawah gunung.
Setelah petir sudah reda, Warih Kusuma menghilang. Mereka mendengar
suara Warih Kusuma dari dalam kawah,”Tolong, relakan saya tapi berikan
persembahan setiap tahun”.
Akhirnya, Rara Anteng dan Jaka Seger merelakan Warih Kusuma. Nama
Tengger diambil dari Rara Anteng dan Jaka Seger, sejak saat itu
orang-orang Tengger selalu memberikan persembahan hewan ternak dan hasil
pertanian di upacara Kasodo.
Sebelum menuju Kawah Bromo...Narsis itu obat suntres... |
Mejeng dulu sebelum kena bedak pasir.... |
Peserta Favorit Kendalikan Kuda.... |
Menuju Kawah Bromo.... |