Saat ini penyakit jantung koroner, telah menjadi penyebab kematian utama di dunia. Fakta membuktikan penyakit jantung koroner telah merengut nyawa sebanyak 478.000 orang pertahunnya di Amerika Serikat. Termasuk di Indonesia, penyakit jantung merupakan penyakit yang mematikan. Survei Depkes RI mendapatkan terjadi peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari 9,7 % menjadi 16 %.
Seperti di maklumi penyebabnya adalah
terjadinya hambatan aliran darah pada arteri koroner yang menyuplai
darah ke otot jantung. Salah satu hambatan berupa plak, dan prosesnya
memakan waktu yang amat panjang, bahkan dapat bertahun-tahun, mungkin di
mulai sejak masa muda yang seringkali memuncak menjadi serangan jantung atau operasi pintas koroner.
Gejala-gejalanya
Seringkali gejala pertama dari penyakit
jantung koroner adalah kematian mendadak (sudden death) (35-40% kasus).
Gejala lainnya (60%) adalah sakit di dada seperti ditekan-tekan, rasa
sakitnya menjalar ke lengan kiri dan leher seperti tercekik. Untuk
beberapa orang, gejalanya mirip masuk angin yaitu sakit di ulu hati,
kadang-kadang diiringi kembung, tetapi disertai dengan denyut nadi yang
lemah, cepat dan banyak keringat.
Masa emas (golden period)-nya adalah
pada dua jam pertama setelah serangan pertama. Jika lewat dua jam,
komplikasinya sudah berat. Jadi, bila Anda tiba-tiba merasakan sakit ulu
hati yang berat disertai keringan dingin, denyut nadi lemah, dan cepat,
banyak keluar keringat, itu bukan masuk angin. Segeralah periksakan diri anda ke dokter.
Faktor Risiko
Penyakit jantung biasanya terjadi akibat
gaya hidup, pola makan, dan aktivitas sehari-hari si penderita yang
tidak memperhatikan kesehatan. Namun ada beberapa faktor risiko
terpenting penyakit jantung koroner yaitu:
- Memasuki usia 45 tahun bagi pria dan bagi wanita memasuki usia 55 tahun atau mengalami menopause dini (sebagai akibat operasi).
- Riwayat penyakit jantung dalam keluarga.
- Kadar kolesterol LDL tinggi sementara kadar kolesterol HDL rendah
- Tekanan darah tinggi (hipertensi).
- Kegemukan (obesitas).
- Diabetes Mellitus
- Merokok
- Kurang aktifitas fisik
- Stress
Cara mencegah
Meskipun tidak dapat melawan beberapa
fakor risiko penyakit jantung koroner seperti penuaan dan pengaruh garis
keturunan, Anda dapat melakukan hal berikut untuk mengurangi risiko
menderita penyakit ini:
Pola makan yang sehat
Kurangi menyantap makanan yang digoreng
yang banyak mengandung lemak jenuh tinggi. Jangan tertalu banyak
mengkonsumsi karbohirat, karena dalam tubuh, karbohidrat akan dipecah
menjadi lemak. Perbanyak makan buah, sayuran dan biji-bijian yang
mengandung antioksidan tinggi. Antioksidan mencegah lemak jenuh berubah
menjadi kolesterol.
Menjaga berat badan ideal
Seseorang dengan obesitas tengah yang
memiliki lingkar pinggang lebih dari 80 cm, berisiko lebih besar terkena
penyakit jantung koroner. Kelebihan berat badan juga dapat meningkatkan
faktor risiko terjadinya tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol
darah tinggi.
Berhenti merokok
Risiko terjadinya penyakit jantung
koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan
perokok. Risiko ini meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok
yang diisap. Perlu diketahui bahwa risiko kematian akibat penyakit jantung koroner berkurang dengan 50 % pada tahun pertama sesudah rokok dihentikan.
Hindari stres
Saat seseorang mengalami stres, tubuhnya
akan mengeluarkan hormon cortisol yang menyebabkan pembuluh darah
menjadi kaku. Hormon norepinephrine juga akan diproduksi tubuh saat
menderita stres, yang akan mengakibatkan naiknya tekanan darah.
Olahraga secara teratur
Olahraga seperti berjalan kaki, jalan
cepat, atau jogging secara teratur selama 30 menit setiap hari, 3-4 kali
seminggu dapat memperkuat jantung, melancarkan peredaran darah ke
seluruh tubuh, membakar lemak dan menjaga kesimbangan HDL dan LDL.
(ez/ks)